Kamis, 11 November 2010

kecambah gelap terang

BAB I
PENDAHULUAN

A. JUDUL
Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan Kecambah Biji Kacang Hijau (Phaseolus radiatus)

B. LATAR BELAKANG MASALAH
Kacang hijau yang bernama latin Phaseolus radiatus merupakan salah satu tanaman dikotil yang memiliki tipe perkecambahan epigeal. Biji kacang hijau mengalami perkecambahan selama kurang lebih satu minggu dan selama masa perkecambahan ini kecambah kacang hijau mengalami masa yang memerlukan perlakuan yang intensif. Untuk menghasilkan perkecambahan kacang hijau yang maksimal perlakuan yang dilakukan harus teratur.
Masalah yang sering terjadi pada saat mengecambahkan adalah pertumbuhan yang terhambat dan warna daun yang pucat. Hal ini dipengaruhi oleh banyaknya sinar yang diperoleh. Oleh karena itu untuk menghindari masalah pada saat perkecambahan, bisa dilakukan dengan meletakkan kecambah tersebut pada tempat yang langsung terkena sinar matahari. Kekurangan cahaya matahari akan menganggu proses fotosintesis dan pertumbuhan, meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan. Selain itu, kekurangan cahaya matahari saat perkembangan berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi, dimana batang kecambaha akan tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis dan berwarna pucat (tidak hijau). Semua ini terjadi dikarenkan tidak adanya cahaya sehingga dapat memaksimalkan fungsi auksin untuk menunjang sel-sel tumbuhan sebaliknya, tumbuhan yang tumbuh di tempat yang terang menyebabkan tumbuh-tumbuhan tumbuh lebih lambat dengan kondisi relative pendek, daun berkembang, lebih lebar, lebih hijau, tampak lebih segar dan batang kecambah lebih kokoh.
Etiolasi adalah fenomena yang memperlihatkan tumbuhan yang tumbuh dalam gelap, bercirikan warna pucat, ruas panjang-panjang, dan daun kecil. Dampak tanaman akibat etiolasi adalah tanaman tidak dapat melakukan proses fotosintesis. Padahal proses fotosintesis bertujuan untuk menghasilkan karbohidrat yang berperan penting dalam pembentukan klorofil. Karena karbohidrat tidak terbentuk, daun pun tanpa klorofil sehingga daun tidak berwarna hijau melainkan kuning pucat. Kondisi gelap juga memacu produksi hormon auksin. Auksin adalah hormone tumbuh yang banyak ditemukan di sel-sel meristem, seperti ujung akar dan ujung batang. Sehingga pertumbuhan kecambah dipengaruhi oleh faktor cahaya (Muhajid,2009).
Oleh sebab itu kelompok kami memilih untuk mengamati perbedaan pertumbuhan kecambah biji kacang hijau (Phaseolus radiatus), yang diberi perlakuan berupa perbedaan dalam pemberian sinar matahari (pada tempat gelap dan terang), untuk membuktikan teori-teori yang sudah ada.

C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang dapat dikemukakan dalam pengamatan ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah kecepatan pertumbuhan dari kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus) setelah diberi perlakuan ?
2. Bagaimana warna daun dari kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus) setelah diberi perlakuan ?
3. Apakah pemberian cahaya dapat meningkatkan pertumbuhan kacang hijau?
4. Apakah perlakuan yang terbaik untuk meningkatkan pertumbuhan kacang hijau ?


D. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan pengamatan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengamati kecepatan pertumbuhan dari kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus) setelah diberi perlakuan.
2. Untuk mengetahui warna daun dari kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus) setelah diberi perlakuan.
3. Untuk mengetahui pengaruh pemberian cahaya terhadap peningkatan pertumbuhan kacang hijau.
4. Untuk mengetahui perlakuan yang terbaik untuk meningkatkan pertumbuhan kacang hijau.
E. MANFAAT
Sebagai sumber informasi bagi sebagian orang yang belum mengetahui pengaruh cahaya bagi pertumbuhan kacang hijau. Dapat mengetahui efek dari sinar matahari terhadap tumbuhan, baik efek positif maupun efek negatif.
F. HIPOTESIS
Hipotesis Nol : Tidak ada pengaruh pemberian cahaya terhadap pertumbuhan kacang hijau (Phaseolus radiatus).
Hipotesis Penelitian : Semakin banyak cahaya matahari yang diberikan maka pertumbuhan biji kacang hijau semakin lambat.

G. DEFINISI OPERASIONAL
1. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam percobaan ini adalah cahaya matahari. Cahaya matahari adalah sumber energi utama bagi kehidupan seluruh makhluk hidup di dunia. Bagi tumbuhan khususnya yang berklorofil, cahaya matahari sangat menentukan proses fotosintesis untuk menghasilkan makanan. Makanan ini digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan. Besarnya cahaya matahari yang diterima oleh biji kacang hijau (Phaseolus radiatus) dilihat dari penempatannya, yaitu diletakkan di tempat yang langsung terkena sinar matahari (di tempat jemuran) dan di tempat gelap (di kolong tempat tidur yang dibatasi kardus).
2. Variabel Terikat
Variable terikat pada percobaan ini adalah tinggi kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus) dan warna daun dari kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus). Apabila biji kacang hijau mendapat banyak cahaya maka pertumbuhannya akan semakin lambat, tetapi daunnya berwarna hijau segar. Sedangkan biji kacang hijau (Phaseolus radiatus) yang diletakkan di tempat yang gelap maka pertumbuhannya semakin cepat (lebih tinggi), tetapi warna daunnya pucat. Untuk tinggi kecambah diukur dengan menggunakan benang dan penggaris (dalam cm). Sedangkan mengukur warna daun dengan membandingkan yang terkena cahaya matahari langsung dan di tempat gelap. Pengukuran ini dilakukan kurang lebih setiap 24 jam dari penanaman.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Matahari adalah bintang terdekat dengan Bumi dengan jarak rata-rata 149.680.000 kilometer (93.026.724 mil). Matahari serta kedelapan buah planet (yang sudah diketahui/ditemukan oleh manusia) membentuk Tata Surya. Matahari dikategorikan sebagai bintang kecil jenis G. Sinar matahari atau cahaya matahari adalah sinar yang berasal dari matahari. Tanaman menggunakan cahaya matahari untuk berfotosintesis dan membuat makanan. Tanpa cahaya matahari, takkan ada kehidupan di Bumi. Sinar matahari bisa berakibat baik maupun buruk kepada kesehatan seseorang. Dalam terang, tubuh manusia memproduksi vitamin D sendiri. Terlalu lama terpajan sinar matahari bisa menyebabkan kulit terbakar. (Jannah,2009).
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua aktifitas kehidupan yang tidak dapat dipisahkan, karena prosesnya berjalan bersamaan. Pertumbuhan diartikan sebagai suatu proses pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel secara irreversible, atau tidak dapat kembali ke bentuk semula. Perkembangan adalah peristiwa perubahan biologis menuju kedewasaan, tidak dapat dinyatakan dengan ukuran tetapi dengan perubahan bentuk tubuh (metamorfosis) dan tingkat kedewasaan.
Sinar matahari sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Kekurangan cahaya matahari akan mengganggu proses fotosintesis dan pertumbuhan, meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan.
Tanaman kacang hijau yang tidak terkena cahaya matahari pertumbuhannya jauh lebih cepat daripada tanaman yang terkena banyak cahaya matahari. Akan tetapi batang tanaman tersebut tidak bisa tegak, melainkan membungkuk. Begitu juga dengan daunnya. Daun tanaman tersebut nampak layu dan tidak segar, serta berwarna hijau muda dan agak pucat. Hal ini terjadi karena tanaman tidak mendapat cahaya matahari sama sekali sehingga tanaman tidak mampu menghasilkan karbohidrat untuk pembentukan klorofil. Tanaman ini juga memiliki kadar air yang berlebih akibat tidak terkena cahaya matahari. Hormon auksin yang berfungsi untuk pertumbuhan juga bekerja, oleh karena itu tanaman tumbuh sangat cepat dalam waktu singkat.
Tanaman yang selalu terkena cahaya matahari, pertumbuhan tanaman ini sangat terhambat walaupun daunnya tampak berwarna hijau tua yang segar. Hal ini terjadi karena tumbuhan terlalu banyak mendapat cahaya matahari yang menyebabkan hormon auksin terhambat sehingga tanaman sangat kerdil / pendek (Hildayati, 2009).

BAB III
METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasi, dimana variabel yang digunakan intensitas cahaya terhadap pertumbuhan kecambah kacang hijau. Kacang hijau tersebut diberi dua perlakuan yaitu yang pertama kecambah yang diletakkan pada tempat yang langsung terkena cahaya matahari dan yang kedua kecambah yang diletakkan pada tempat yang tidak langsung terkena sinar matahari. Kemudian membandingkan hasilnya dari dua perlakuan yang dilakukan.

B. LOKASI
Di kos Frilia dan Dhuane (Jl. Bendungan Sutami 17 D) :
• Untuk perkecambahan yang langsung terkena sinar matahari : pada tempat jemuran yang langsung terkena cahaya matahari.
• Untuk perkecambahan yang tidak langsung terkena sinar matahari : pada kolong tempat tidur yang dibatasi oleh kardus agar tidak terkena cahaya matahari.

C. ALAT DAN BAHAN
• Alat :
 Wadah (6 gelas Aqua)
 Kapas (18 lembar)
 Jarum penthol
 Pipet tetes
 Penggaris
 Benang
• Bahan :
 Biji kacang hijau ( Phaseolus radiatus) sebanyak 30 biji
 Air

D. PROSEDUR KERJA
1) Menyiapkan wadah sebanyak 6 gelas Aqua bekas dan 30 butir kacang hijau (Phaseouls radiatus).
2) Melubangi bagian bawah wadah dengan menggunakan jarum penthol sebanyak 15 lubang dan memberi tanda dengan menuliskan “nomor” pada setiap wadah (I, II, III) yang kemudian dijadikan menjadi dua kelompok.
3) Membasahi 18 lembar kapas dengan menggunakan air sebanyak 10 tetes.
4) Memasukkan kapas yang sudah dibasahi kedalam wadah yang sudah dilubangi. Masing-masing wadah berisi 3 lembar kapas.
5) Menaruh 5 butir kacang hijau (Phaseouls radiatus) diatas kapas secara tersebar pada masing-masing wadah.
6) Menaruh 3 wadah ditempat yang langsung terkena cahaya matahari (pada tempat jemuran ) dan 3 wadah pada tempat yang gelap (pada kolong tempat tidur yang dibatasi oleh kardus).
7) Mengamati pertumbuhan tinggi kecambah biji kacang hijau (Phaseouls radiatus) yang diukur dengan menggunakan benang (karena bentuk dari akar dan batang dari kecambah tidak teratur) kemudian benang tersebut diukur dengan menggunakan penggaris.
8) Mengamati warna daun dari kecambah biji kacang hijau (Phaseouls radiatus) dengan cara membandingkan antara warna daun dari kecambah yang diletakkan pada tempat yang langsung terkena cahaya matahari dan kecambah yang diletakkan pada tempat yang gelap.
Catatan : memberikan 5 tetes air setiap hari pada pagi hari dengan menggunakan pipet tetes.

E. ANALISIS DATA
• Pada Tempat Yang Tidak Terkena Cahaya Matahari (Gelap)
Dari hasil percobaan di tempat yang tidak terkena cahaya matahari (gelap) dengan menggunakan tiga ulangan (3 wadah), masing-masing wadah berisi 5 biji kacang hijau, pada hari pertama biji-biji itu belum berkecambah. Pada hari kedua mulai muncul akar. Pada wadah I muncul akar yang panjangnya 0,5 cm; 0,4 cm;0,3 cm; 0,3 cm; 0,6 cm. Pada wadah II hanya 3 biji yang berkecambah dengan panjang akar 0,8 cm; 0,7 cm; 0,5 cm. Sedangkan wadah III ada 4 biji yang berkecambah dengan panjang akar 0,6 cm; 0,6 cm; 0,4 cm; 0,3 cm.
Pada hari ketiga mulai muncul batang. Biji-biji pada wadah I mempunyai panjang 2,4 cm; 2,1 cm; 1,8 cm; 1,6 cm; 2,8 cm. Pada wadah II semua biji sudah berkecambah, dengan panjang 3,2 cm; 3,2 cm; 2,3 cm; 1 cm; 1 cm. Begitu juga dengan wadah III. Semua bijinya sudah berkecambah dengan panjang 2,6 cm; 2.5 cm; 2,1 cm; 2 cm; 1,5 cm.
Pada hari keempat mulai muncul daun. Panjang kecambah pada wadah I adalah 8,5 cm; 7 cm; 6,2 cm; 5,7 cm; 9,6 cm. Pada wadah II panjang kecambahnya adalah 9,7 cm; 9,6 cm; 5,5 cm; 2,2 cm; 1,7 cm. Pada wadah III panjang kecambahnya adalah 8,8 cm; 7,8 cm; 4,7 cm; 3 cm; dan 1,6 cm.
Pada hari kelima daun mulai berkembang. Daun-daun itu berwarna hijau pucat (kuning). Kecambah kacang hijau mengalami pertambahan panjang yang cukup pesat, yaitu pada wadah I panjangnya 14,9 cm; 12,8 cm; 10,9 cm; 10 cm; 15,7 cm. Pada wadah II panjangnya 15,6 cm; 15,1 cm; 12,6 cm; 2,6 cm; 2,6 cm. Pada wadah III panjangnya 14,3 cm; 13,6 cm; 8,5 cm; 4,3 cm; 2,1 cm.
Pada hari keenam, wadah I panjangnya 20 cm; 18,6 cm; 14,3 cm; 14,8 cm; 21,1 cm. Wadah II panjangnya 20,8 cm; 20 cm; 17 cm; 3,1 cm dan biji kelima mengalami pembusukkan. Pada wadah III panjangnya 19,2 cm; 18,8 cm; 14,5 cm; 8,5 cm; 3 cm.
Pada hari terakhir percobaan yaitu hari ketujuh, kacang hijau pada wadah I panjangnya 27,5 cm; 25,5 cm; 18,3 cm; 21 cm; 26,5 cm. Kacang hijau pada wadah II panjangnya 26,7 cm; 26,4 cm; 23,2 cm; 4 cm dan kacang hijau kelima telah membusuk. Kacang hijau pada wadah III panjangnya 25,5 cm; 23,3 cm; 22,5 cm; 14,1 cm; 5,5 cm.
Rata-rata tinggi kacang hijau 1 dari wadah I,II,III selama 7 hari adalah 12,31 cm dengan varian sebesar 90,01. Rata-rata tinggi kacang hijau 2 dari ketiga wadah selama 7 hari adalah 11,56 cm dengan varian sebesar 81,57. Rata-rata tinggi kacang hijau 3 dari ketiga wadah selama 7 hari adalah 9,2 cm dengan varian sebesar 59,63. Rata-rata tinggi kacang hijau 4 dari ketiga wadah selama 7 hari adalah 5,79 cm dengan varian sebesar 35,33. Rata-rata tinggi kacang hijau 5 dari ketiga wadah selama 7 hari adalah 6,81 cm dengan varian sebesar 69,59.

• Pada Tempat Yang Terkena Cahaya Matahari (Terang)
Dari hasil percobaan di tempat yang terkena cahaya matahari (terang) dengan menggunakan tiga ulangan (3 wadah), masing-masing wadah berisi 5 biji kacang hijau, pada hari pertama biji-biji itu belum berkecambah. Pada hari kedua mulai muncul akar tetapi belum semua biji berkecambah. Pada wadah I, hanya 1 biji yang berkecambah yang panjangnya 4,1 cm. Pada wadah II semua biji belum berkecambah. Sedangkan wadah III ada 1 biji yang berkecambah dengan panjang 2,5 cm.
Pada hari ketiga mulai muncul batang dan sudah ada yang muncul daun. Pada wadah I ada 2 biji yang berkecambah dengan panjang 5,1 cm; 0,8 cm; 1,8 cm. Pada wadah II semua biji belum juga berkecambah. Pada wadah III ada 2 biji yang berkecambah dengan panjang 3,6 cm; 0,6 cm.
Pada hari keempat daun berkembang dan berwarna hijau tua. Pada wadah I ada 3 biji yang berkecambah dengan panjang kecambah 6 cm; 1,2 cm; 1,3 cm. Pada wadah II semua biji belum juga berkecambah. Pada wadah III ada 3 biji yang berkecambah denga panjang kecambahnya adalah 4,8 cm; 1,3 cm; 0,3 cm.
Pada hari kelima kacang hijau tingginya bertambah yaitu pada wadah I tingginya menjadi 7 cm; 1,7 cm; 2,1 cm. Pada wadah II ada 1 biji yang berkecambah,panjangnya 0,3 cm. Pada wadah III panjangnya 5,5 cm; 1,6 cm; 0,4 cm.
Pada hari keenam, biji pada wadah I sudah berkecamabah semua dengan panjang 8,1 cm; 3 cm; 3,4 cm; 0,8 cm; 0,5 cm. Wadah II ada 3 biji yang berkecambah dengan panjang 1,4 cm; 0,4cm; 0,6 cm. Pada wadah III ada 4 biji yang berkecambah dengan panjang 6,8 cm; 2,8 cm; 1,8 cm; 0,8 cm.
Pada hari terakhir percobaan yaitu hari ketujuh, kacang hijau pada wadah I panjangnya 9,3 cm; 4,4 cm; 4,5 cm; 2,8 cm; 2,5 cm. Kacang hijau pada wadah II panjangnya 3 cm; 2,1 cm; 2,5 cm. Kacang hijau pada wadah III panjangnya 8,1 cm; 4,1 cm; 3,5 cm; 2,8 cm.
Rata-rata tinggi kacang hijau 1 dari wadah I,II,III selama 7 hari adalah 5,04 cm dengan varian sebesar 6,74. Rata-rata tinggi kacang hijau 2 dari ketiga wadah selama 7 hari adalah 2 cm dengan varian sebesar 1,74. Rata-rata tinggi kacang hijau 3 dari ketiga wadah selama 7 hari adalah 2,04 cm dengan varian sebesar 2,07. Rata-rata tinggi kacang hijau 4 dari ketiga wadah selama 7 hari adalah 1,8 cm dengan varian sebesar 1,33. Rata-rata tinggi kacang hijau 5 dari ketiga wadah selama 7 hari adalah 1,5 cm dengan varian sebesar 2.
Gambar hasil perkecambahan pada tempat yang terang.


Wadah I Wadah II Wadah III


Statistik Deskriptif Tempat yang terkena sinar matahari Tempat yang tidak terkena sinar matahari
Mean 2.48 9.13
Varian
5.52 70.85
Jumlah
15 15

Tabel deskriptif statistik pada data yang diperoleh dari penelitian menunjukkan bahwa rata-rata (mean) dari tinggi kecambah yang terkena sinar matahari sebesar 2.48 yang diperoleh dari jumlah rata-rata tiap biji dalam perkecambahan pada tempat yang terang (biji pertama pada hari 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dst) dengan varian sebesar 5.52 yang diperoleh dari jumlah varian dari tiap biji dalam perkecambahan. Sedangkan rata-rata (mean) dari data tinggi kecambah yang tidak terkena sinar matahari adalah sebesar 9.13 yang diperoleh dari jumlah rata-rata tiap biji dalam perkecambahan pada tempat yang gelap (biji pertama pada hari 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dst) dengan varian 70.85 yang diperoleh dari jumlah varian dari tiap biji dalam perkecambahan. Dengan melihat hasil perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa kecambah yang diletakkan pada tempat yang gelap dapat tumbuh lebih cepat daripada kecambah yang diletakkan pada tempat yang terang.


Hasil perhitungan t-test

t = 2.94

db = n-1
= 14
Perbandingan t tabel dengan t hitung dengan tingkat signifikan yang digunakan 5% (0.05).
t hitung = 2.94 > t table (0.05) = 2.145, maka hipotesis nol ditolak dan hipotesis penelitian diterima, sehingga ada pengaruh pemberian cahaya terhadap kecepatan pertumbuhan kacang hijau dimana Semakin banyak cahaya matahari yang diberikan maka pertumbuhan biji kacang hijau semakin lambat.

BAB IV
PEMBAHASAN

Kacang hijau yang bernama latin Phaseolus radiatus L merupakan salah satu tanaman dikotil yang memiliki tipe perkecambahan epigeal. Biji kacang hijau mengalami perkecambahan selama kurang lebih satu minggu dan selama masa perkecambahan ini kecambah kacang hijau mengalami masa yang memerlukan perlakuan yang intensif. Biji akan tumbuh menjadi kecambah setelah timbulnya titik tumbuh yang kemudian akan tumbuh menjadi radikula dan plumula. Radikula dan plumula inilah yang sangat rentan terhadap serangan bakteri, jamur dan virus. Untuk mencapai kondisi optimum dalam perkecambahan perlu diperhatikan beberapa hal antara lain oksigen, suhu dan cahaya. Salah satu komponen penting yang harus diperhatikan dalam perkecambahan ialah faktor kisaran suhunya. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa suhu optimum perkecambahan kacang hijau ialah pada suhu 28° C. Pada suhu ini enzim pada kacang hijau beraktivitas pada keadaan maksimum, sehingga segal a zat yang diperlukan dalam perkecambahan terpenuhi dengan optimal. Dalam suhu yang lebih rendah, yaitu pada suhu 0° C, biji tidak mengalami perkecambahan. Hal ini disebabkan pada suhu ini enzim belum aktif sehingga pengadaan zat hara tidak dapat dipenuhi. Begitu pula saat suhu mencapai 45° C, enzim mengalami kerusakan sehingga biji dapat terlihat terbakar. Enzim yang dibutuhkan dalam perkecambahan kacang hijau salah satunya ialah enzim amilase. Enzim amilase bekerja memecah tepung menjadi maltosa, selanjutnya maltosa dihidrolisis oleh maltase menjadi glukosa. Protein juga dipecah menjadi asam-asam amino. Zat-zat inilah yang kemudian diperlukan dalam perkecambahan kacang hijau. Perolehan zat inilah yang memerlukan suhu optimum untuk berkecambah.
Perkecambahan merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan embrio. Hasil perkecambahan ini adalah munculnya tumbuhan kecil dari dalam biji . Perubahan embrio saat perkecambahan umumnya adalah radikula tumbuh dan berkembang menjadi akar,selanjutnya plumula tumbuh dan berkembang menjadi batang dan daun. Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar biji, baik (Hildayani,2009)anah, udara, maupun media lainnya. Perubahan yang teramati adalah membesarnya ukuran biji yang disebut tahap imbibisi (berarti "minum"). Biji menyerap air dari lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah maupun udara (dalam bentuk embun atau uap air. Efek yang terjadi adalah membesarnya ukuran biji karena sel-sel embrio membesar) dan biji melunak.
Dalam pertumbuhan kecambah tersebut banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti cahaya, suhu, air, gangguan dari luar dan lain-lain. Dalam penelitian ini kami ingin membuktikan tentang pertumbuhan kecambah yang dipengaruhi oleh cahaya (sinar matahari). Ada kecambah yang diletakkan pada tempat yang gelap dan ada kecambah yang diletakkan pada tempat yang terang. Untuk kecambah yang diletakkan pada tempat yang terang pertumbuhan tinggi kecambah lebih lambat dibanding kecambah yang diletakkan pada tempat yang gelap hal ini dipengaruhi oleh hormon auksin. Hormon auksin adalah hormon pertumbuhan pada semua jenis tanaman. Letak dari hormon auksin ini terletak pada ujung batang dan ujung akar. Fungsi dari hormon auksin ini dalah membantu dalam proses mempercepat pertumbuhan, baik itu pertumbuhan akar maupun pertumbuhan batang, mempercepat perkecambahan, membantu dalam proses pembelahan sel, mempercepat pemasakan buah, mengurangi jumlah biji dalam buah. Kerja hormon auksin ini sinergis dengan hormon sitokinin dan hormon giberelin. Tumbuhan yang pada salah satu sisinya disinari oleh matahari maka pertumbuhannya akan lambat karena kerjka auksin dihambat oleh matahari tetapi sisi tumbuhan yang tidak disinari oleh cahaya matahari pertumbuhannya sangat cepat karena kerja auksin tidak dihambat, sehingga hal ini akan menyebabkan ujung tanaman tersebut cenderung mengikuti arah sinar matahari atau yang disebut dengan fototropisme(Thezz, 2009). Kekurangan cahaya pada saat perkecambahan akan menyebabkan gejala etiolasi di mana batang kecambah akan tumbuh lebih cepat tetapi lemah dan berwarna kuning pucat berbeda dengan kecambah yang diletakkan pada tempat yang terang tekstur batangnya lebih kuat dan daunnya bisa berwarna hijau segar hal itu dipengaruhi oleh adanya hormon auksin yang dipengaruhi oleh sinar matahari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar